Jajanan SD Selalu Bikin Bahagia

Mencoba makanan khas suatu daerah yang baru di kunjungi adalah salah satu ritual wajib, selain berfoto/video di tempat-tempat wisata daerah tersebut.
Saat ini gue lagi di daerah Sumatera Barat, Padang, Pariaman, Agam, Maninjau, dan Bukittinggi tentunya. Makanan bersantan dan berkolestrol tinggi sudah menjadi makanan harian di daerah ini. Jadi, jangan tanya ke gue "udah makan rendang berapa kali?" atau "udah boker berapa kali tiap harinya?". Jangan, Tolong.



Awalnya ingin menceritakan tentang banyaknya parutan kelapa yang dipakai dalam sekilo daging rendang, tapi gue nggak akan ceritakan hal itu. Nggak, mungkin gue ceritakan kalo ternyata sekilo daging untuk rendang itu memakai 9-10 buah kelapa parut. Hal, itu nggak mungkin gue ceritakan. Nggak mungkin. Sumpah.



Ya, karena postingan kali ini, gue cuma mau share pengalaman makan makanan SD di daerah Danau Maninjau, Sumatera Barat, Indonesia, deket Prancis.



Lagi menikmati dengan mesra si sosis goreng.
Jajanan SD yang pertama gue cobain adalah sosis goreng yang di goreng di minyak goreng yang udah dipakai menggoreng berkali-kali. Goreng.


3 tusuk 2 ribu doang loh.

Nggak butuh waktu lama untuk menunggu sosis itu goreng, hanya dengan 2-3 menit, sosis ini udah matang. Sebelumnya sih, sosis ala-ala itu (dijual di supermarket dengan harga murah) di bagi 2. Kemudian, untuk estetikanya, sosis itu di bentuk menjadi ulir-ulir-ular di tusuk-tusukannya gitu.

Karena makan gorengan butuh sambel, sebelum sosis goreng ini masuk ke perut, diberi saos sambal ala-ala gitu.



duh, surga banget. tapi minyaknya.


Ini video durasi 15 detik yang gue bikin untuk menggambarkan proses makan sosis goreng seharga 2ribu dapat 3 tusuk itu.



Gimana, pengen cobain sosis gorengnya atau mau muntah liat muka cowok di atas? terserah aja sih, yang jelas lanjut baca lanjutan postingan ini.




Sehabis sosis goreng ini meliuk-liuk dalam perut dengan romantis. Sasaran berikutnya, gue menuju burger yang berisi telur goreng di tambah saos sambal. Dibuat seperti pada dasarnya Burger, tapi ini burger KW. Harga murah, sudah pasti jadi keunggulannya. Abang-abangnya nggak terlalu higienis cara bikinnya, iya serius, dia nggak pake sarung tangan atau sejenisnya. hihihihi. Tapi, sepertinya, sentuhan tangan langsungnya menjadi penyedap rasa yang natural dan takarannya lebih pas.

ngiler nggak? ngga ya, ya udah.




6 ribu bikin bahagia, apalagi tanpa ppn.


Burgernya di goreng, telurnya di kocok, telurnya di goreng, di jilat, di celupin. ups...

Ya, sehabis di goreng, telur di susun dengan roti, sambel, sayuran, selayaknya sandwich yang seharga 6 ribu. Kemudian, digoreng dengan mentega. Tanpa menunggu lama, burger itu masuk dalam perut dengan sangat ter-aniaya sama gue. Ya, nggak apa-apa. Iya, kan. Nggak apa-apa.



terlihat tampan dan merona.


Gue juga buat video 15 detik tentang burger telur ini. Mungkin yang follow instagram gue @iksanbangsawan, udah pernah nonton. Jangan lupa follow, like & comment video-video gue ya.




Sengaja gue posting tulisan ini, karena gue sangat jatuh cinta dengan makanan-makanan SD nan murah. Padahal, waktu SD, burger telur gitu, belum ada di depan sekolah gue.


Percuma sering bayar makanan mahal, pake ppn, pake uang parkir kalau belum pernah merasakan indahnya makan ceria dengan harga ribuan aja.

Cukup sekian, semoga kita terus menjaga budaya Indonesia, termasuk jajanan SD-nya. Sampai ketemu di postingan jajanan SD berikutnya dan jangan lupa tulis komentar ya.





BONUS, Foto-foto eksklusif gue nih.




















Previous
Next Post »

1 komentar:

Write komentar
Greenpack
AUTHOR
15 Oktober 2015 pukul 17.50 delete

Bagi kamu yang memiliki usaha makanan burger dan ingin di branding.. Kamu dapat menggunakan kemasan makanan Greenpack yang dapat dibranding dengan brand kamu secara GRATIS! Penasaran? Coba cek keunggulannya di sini http://www.greenpack.co.id/

Reply
avatar